Mengapa saya memilih bercerita tentang kisah sahabat terlebih dahulu sebelum kisah kisah nyata lainnya? Jawabannya adalah karena keutamaan mereka. Sahabat adalah orang yang mempunyai banyak keutamaan, oleh karena itu mereka bergelar khairu ummah atau umat terbaik.
Betapa tidak? Mereka adalah orang yang berjumpa langsung dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam imannya yang kokoh, dan wafat pula di dalam Islam.
Allah Ta’ala mengkaruniai mereka dengan nikmat yang besar yaitu bertemu dan menemani Rasul, serta membantu beliau dalam memperjuangkan dan mengokohkan agama-Nya. Sehingga mereka termasuk orang yang beruntung karena mendapat doa dari Nabi langsung.
Oleh karena ditempa langsung oleh Nabi yang mulia dan mendampingi Rasulullah ketika wahyu diturunkan, maka mereka Radhiallahu anhum adalah orang yang paling tinggi ilmunya, paling banyak amalnya, paling baik akhlaknya, paling utama sabarnya. Karena itulah mereka paling paham perkataan dan sifat Nabi dan paling paham tentang Al-Qur’an.
Terakhir, saya tuliskan firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an surat At-Taubah: 100 yang artinya adalah:
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Serta kutipan dari situs http://almanhaj.or.id/content/3448/slash/0/keutamaan-sahabat-nabi/ , yaitu:
'Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata: "Barang siapa di antara kalian ingin mengikuti sunnah, maka ikutilah sunnah orang-orang yang sudah wafat. Karena orang yang masih hidup, tidak ada jaminan selamat dari fitnah (kesesatan). Mereka ialah sahabat-sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka merupakan generasi terbaik umat ini, generasi yang paling baik hatinya, yang paling dalam ilmunya, yang tidak banyak mengada-ada, kaum yang telah dipilih Allah menjadi sahabat Nabi-Nya dalam menegakkan agama-Nya. Kenalilah keutamaan mereka, ikutilah jejak mereka, berpegang teguhlah dengan akhlak dan agama mereka semampu kalian, karena mereka merupakan generasi yang berada di atas Shirâthal- Mustaqîm." (Perkataan senada juga diriwayatkan dengan penuturan di atas oleh Ibnu 'Abdil-Bar dalam Jâmi' al-Bayân (II/97), Abu Nu'aim dalam al-Hilyah, dari Ibnu Umar c (I/305))