Kali ini kita akan
mengarungi lautan kisah dari seorang anshar, sahabat Nabi yang mulia bernama
Abbad bin Bisyr. Betapa tidak? Ummul mu’minin Aisyah berkata tentang beliau,”
Tiga orang dari Anshar, tidak seorangpun yang bisa mengungguli kemuliaan mereka
yaitu Saad bin Muadz, Usaid bin Hudhair, dan Abbad bin Bisyr.
Sebuah nama yang akan dikenang sepanjang sejarah umat manusia. Marilah kita menikmati kisah beliau. Abbad bin Bisyr tergolong orang yang ahli ibadah, termasuk pejuang Islam yang gemar turun berjuang demi tegaknya Islam, dan seorang gubernur yang amanah.
Pernah suatu malam,
Rasulullah melakukan shalat tahajjud di rumah Aisyah, beliau mendengar suara
Abbad bin Bisyr yang sedang melantunkan ayat ayat Allah dengan syahdu, maka
Rasulullah bertanya kepada Aisyah,” wahai Aisyah apakah ini suara Abbad bin
Bisyr?”. Aisyah menjawab,”benar”. Maka Rasulullah pun mendoakan Abbad,”Ya Allah
ampunilah dia”. Betapa beruntungnya Abbad karena didoakan oleh Rasulullah.
Ada kisah yang heroik
tentangnya, mari kita sama sama mendengarnya. Setelah peperangan Dzatur Riqo’,
kaum muslimin singgah di suatu bukit untuk beristirahat melepas lelah.
Rasulullah bersabda,”Siapa yang menjaga kita malam ini?” Serta merta Amr bin
Yasir dan Abbad bin Bisyr berkata,”kami ya Rasulullah”. Abbad bin Bisyr dan Amr
bin Yasir adalah dua orang yang dipersaudarakan Rasulullah ketika Amr bin Yasir
hijrah ke Madinah.
Di awal malam, giliran
Abbad bin Bisyr yang menjaga dan Amr bin Yasir yang tidur. Malam itu adalah
malam yang tenang, tentram, maka Abbad bin Bisyr tidak menyia nyiakan kesempatan
itu untuk beribadah. Abbad mulai shalat dan mulai membaca surat panjang. Ketika
beliau sedang tenggelam dalam kenikmatan beribadah, tiba tiba musuh dari jauh
memanah beliau, anak panah melesat kencang mengenai tubuh beliau.
Apa yang terjadi? Abbad
langsung mencabutnya, dan meneruskan shalatnya. Masya Allah... Sang musuh
melepaskan anak panah yang kedua, Abbad tidak terpengaruh, beliau mencabutnya
dan tetap shalat. Sang musuh tidak menyerah begitu saja, diapun melesakkan anak
panah yang ketiga. Abbad melakukan hal yang sama.
Tak lama kemudian, Abbad
menyudahi shalatnya dan melangkah terseok seok menuju Amr bin Yasir yang sedang
tertidur lalu membangunkannya dan berkata,”Bangunlah, luka luka ditubuhku
melemahkan kekuatanku”. Ketika sang musuh melihat Amr terbangun, lalu ia
mengambil langkah seribu.
Amr yang baru bangun
terkejut melihat darah merembes dari tiga lubang pada tubuhnya dan
berkata,”Subhanallah, mengapa kamu tidak membangunkanku ketika anak panah
pertama melukaimu?”. Abbad menjawab,”Aku sedang membaca sebuah surat, dan aku
tidak ingin memotongnya sebelum aku menyelesaikannya.”
Beliau gugur dalam
peperangan dizaman Abu bakar Shiddiq untuk melawan gerakan nabi palsu
Musailamah al kadzdzab. Itulah sekelumit kisah sahabat nabi yang mulia dari
kalangan Anshar.
Sumber: Buku Mereka adalah para sahabat, penerbit At-tibyan.
Sumber: Buku Mereka adalah para sahabat, penerbit At-tibyan.
No comments:
Post a Comment